Kunjungan Paman Bill dan Sepupu Moori


Paman Bill datang dengan kereta kudanya beserta sepupu Moori. Ayah menyambut mereka di depan pintu dan Ibu masih menyibukkan diri dengan jamuan makan malamnya. Aku dan adikku, Anna sangat menyukai Paman bill.
"Lihat, bagaimana Paman Bill mengenakan dasi kupu-kupu" Anna mengintip dari balik tirai jendela. Anna memang selalu suka dengan apa yang dikenakan Paman Bill di kerah bajunya.

Aku segera berlari ke dapur untuk menolong Ibu menyelesaikan pekerjaannya. Tak lama, ramai suara mereka sudah terdengar jelas dari dapur. Aku dan Ibu menghampiri mereka di ruang tengah. Saat itu, Paman Bill memberikan Anna sepatu baru berwarna cokelat. Anna sangat senang sekali.

Sambil menggendong Anna, Ayah mengajak Paman Bill untuk melihat kebun brokoli di belakang rumah. Sepupu Moori tidak ikut. "Aku ingin ikut ke dapur dan membantu bibi membuat sup ikan terenak di dunia" katanya. Aku tahu , Ia tidak akan pernah melakukannya

Ibu menyuruhku untuk memotong roti di ruang tengah. Moori menawarkan diri untuk membantuku. Ibu menyuruh kami untuk memotong roti itu menjadi delapan bagian. Mula-mula aku akan memotongnya menjadi dua lalu potongan itu akan aku potong lagi menjadi dua hingga jumlahnya delapan. 

Aku memperhatikan ukuran roti itu dengan hati-hati. Lalu, aku mulai memotong roti itu menjadi dua. Kata Moori besarnya dua potongan itu tidak sama. Aku mengakui kesalahanku. Kemudian, Moori memotong satu bagian roti itu menjadi dua. Ternyata, Ia tidak lebih baik dariku. Lalu kami memotong salah satu potongan dengan berbarengan. Kegiatan ini sangat menguras tenaga. Aku bisa mendengar napas Moori yang terputus- putus. Untunglah, untuk potongan yang ini kami melakukannya dengan baik.

Tiba-tiba saja Ibu memanggil kami untuk menyimpan potongan-potongan roti itu ke dalam kulkas. Moori menangis tapi suaranya kecil. Aku menuangkannya air dan memberikan potongan roti untuknya. Tersisa satu lagi saat Ibu menghampiri kami di ruang tengah. Kuputuskan untuk ikut menangis saja.

0 comments:

Post a Comment