Kearifan Warmindo Yogyakarta. Warmindo “Mimin” di Sorowajan

Ke-biasa-an orang dalam membuat tulisan tentang makanan restoran atau  cafe hits membuat saya ingin mencoba hal baru. Senin (18/3) siang saya mengunjungi sebuah tempat makan merakyat nan sederhana. Yang hampir semua kalangan bisa makan disini. Sebuah tempat dengan dominan warna kuning, hijau, dan merah. Mahasiswa-mahasiswa anak kos pasti familiar dengan tempat ini. 

Menu Magelangan yang melegenda


Sebagian warga Jogja dan sekitarnya menyebut tempat ini sebagai Burjonan, yang secara etimologi memiliki arti tempat yang menjual burjo (bubur kacang ijo). Tapi secara universal, di Indonesia semua menyebutnya warmindo, singkatan dari warung makan indomie. Karena selain memiliki menu andalan burjo, mereka juga menyediakan berbagai jenis menu yang berkaitan dengan indomie, seperti mie dok-dok, magelangan, indomie telur, dan indomie tante (tanpa telur). Dahulu warmindo memang selalu menyediakan burjo, namun kini hanya sedikit saja yang masih mempertahankan burjo di papan menu mereka.


Warmindo "Mimin"

Warmindo yang saya datangi bernama warmindo “Mimin”, tempatnya cukup jauh dari rumah saya di Sewon, Bantul. Terletak di  Jalan Sorowajan Baru No. 367, Banguntapan, Yogyakarta 55198 depan gedung Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud DIY. Kenapa saya sampai jauh-jauh datang kesini ? Karena warmindo ini berbeda dengan warmindo lain pada umumnya. Secara morfologis, saya tidak begitu yakin, apa perbedaan warmindo ini dengan warmindo lainnya. Namun bila dirasakan lebih dalam, ternyata warmindo ini memang sangat sama dengan warmindo lainnya. Dengan ciri banner nama warmindo berwarna kuning, merah dan hijau. Tidak ada perbedaan berarti, hanya memang warmindo ini mempunyai akses internet wifi yang cukup cepat, dan apabila beruntung, wifi dari gedung sebelah bakalan nyantol. Mayoritas pengunjung yang datang kesini adalah bapak-bapak dan anak remaja SMA yang mencari tempat makan murah meriah.

Warmindo di Jogja sangat banyak. Pemerintah rasanya belum pernah membuat sensus warmindo, jadi tidak jelas, berapa jumlahnya, mungkin ribu-an, atau bahkan puluhan ribu-an. Warmindo selalu identik dengan indomie (ya iya lah). Soalnya kalau identik dengan mie sedaap, nanti jadi warmidaap. Kalau mie sakura, jadi warmikura. Atau kalau mie sukses isi dua, jadinya warmisesidua (hehe). Saya tidak tahu pasti kenapa selalu indomie, entahlah saya tidak mau suudzon. Yang pasti memang warmindo adalah ikon kuliner merakyat yang dekat dengan mahasiswa. Leatk warmindo selalu strategis, hampir selalu ada di setiap dekat kampus, sekolah, atau kantor, baik swasta maupun milik pemerintah. Mereka menyasar segmentasi kepada para pencari hidangan mengenyangkan yang murah meriah. Hal inilah mengapa letak mereka selalu strategis.
Teh Anget

Sedikit rekomendasi dari saya, apabila kalian sedang mampir ke warmindo saat siang, warmindo mana saja. Anda sangat perlu mencoba memesan hidangan magelangan dengan minum teh anget. Kalau kalian belum tahu apa itu magelangan, magelangan adalah nasi goreng yang diberi balutan indomie goreng yang lezat dengan cita rasa nasi dan mie goreng yang unik serta sangat mengenyangkan. Magelangan akan memberimu sensasi makan makanan dengan rasa yang saling tubruk, dinamis, dan berkesinambungan, namun enak dan membuatmu kenyang. Teh anget akan menghangatkan badanmu, serta memberimu kesegaran tersendiri.


nb. Saya sebenere gak ngerti apa itu morfologi dan etimologi. Biar keliatan pinter aja

0 comments:

Post a Comment