Karena kuliah tak hanya soal menjadi sarjana



Judul: Kami (Bukan) Sarjana Kertas
Penulis: J.S. Khairen
Penerbit: PT. Bukune Kreatif Cipta
Kota Terbit: Jakarta
Tahun Terbit: Februari 2019
Cetakan: Pertama
Tebal buku: 362 Halaman
ISBN: 978-620-220-304-9

Harga Buku: Rp 88.000,00



Sinopsis
               Di Kampus UDEL, terjebaklah tujuh mahasiswa yang hidup segan kuliah tak mau. Mereka terpaksa kuliah di kampus yang google saja tak dapat mendeteksi. Cobalah sekarang Anda googling "Kampus UDEL", takkan bertemu!

               Alasan mereka masuk UDEL macam-macam. Ada yang otaknya tak mampu masuk negeri, ada yang orangtuanya tak cukup masuk swasta unggul, ada pula yang karena.... biar kuliah aja.
              
               Hari pertama kuliah, Ibu Lira Estrini dosen konseling yang masih muda menggemparkan kelas dengan sebuah kejadian gila, lucu dan tak masuk akal. Ia membawa sekotak piza dan koper berisi tikus. Seisi kelas panik, tapi anehnya, semangat para mahasiswa buangan ini justru terbakar untuk berani bermimpi!

Akankah mereka bertahan di kampus amburadul ini ?
Sekalipun iya, bisakah mereka jadi sarjana yang tidak sekadar di atas kertas?


Kami (Bukan) Sarjana Kertas merupakan buku novel yang menceritakan tentang perjuangan menggapai mimpi agar tidak sekadar lulus, lalu menjadi sarjana kertas. Ijazah–yang merupakan selembar kertas penanda kelulusan–tidak dapat menjadi indikator kesuksesan seseorang. Skill dan minatlah yang mengarahkan kita pada kesuksesan lewat sebuah mimpi.

Berkisah tentang perjalanan hidup tujuh orang mahasiswa kampus UDEL (Universitas Daulat Eka Laksana), buku ini layaknya sebuah fakta kehidupan mahasiswa dalam dunia perkuliahan . Ogi, Randi, Arko, Gala, Juwisa, Sania, dan Cath merupakan para tokoh yang nasib serta kisah hidupnya dituangkan dalam buku Kami (Bukan) Sarjana Kertas. Di kampus UDEL– dengan stereotip kampusnya yang negatif–mereka berjuang bersama mencapai mimpi besarnya dengan berbagai macam hambatan dan cobaan yang menanti.

Sebagai buku bergenre fiksi, J.S. Khairen berhasil menggaet minat pembaca untuk terus membaca ceritanya sampai tuntas dengan cepat. Pada buku Kami (Bukan) Sarjana Kertas, ia menyampaikan maksud yang ingin ia sampaikan lewat tokohnya dengan baik. Pembaca di ajak untuk ikut merasakan suka duka para tokoh hingga terbawa oleh cerita tersebut.

Buku ini bercerita seputar kehidupan mahasiswa dengan alur maju yang sistematis. Alur yang maju membuat pembaca semakin mudah dalam memahami setiap cerita. Masalah dijelaskan secara umum, lalu terjadi konflik dan muncul solusi yang kemudian ada penyelesaian konflik. Di buku kami (bukan) sarjana kertas, pengarang mengangkat ide utama seputar mimpi dan perjuangan. Setiap orang dikatakan memiliki proses panjang dalam menggapai mimpi yang ia cita-citakan. Hal itu tergambar dalam cerita dimana awal mula tokoh menuliskan mimpinya dan berjanji untuk setia mencapainya di kemudian hari.

Bicara tentang sebuah karya tulis–buku–pasti ada poin yang menjadi kelebihan maupun kelemahan. Tak terkecuali untuk buku Kami (Bukan) Sarjana Kertas. Pada buku ini, J.S Khairen berhasil menampilkan cerita perjuangan para mahasiswa tersebut dengan apik. Selain itu, struktur penulisan ceritanya tersusun dengan rapi sehingga membuat pembaca senantiasa mudah dalam mencerna cerita. Buku ini juga menjadi sangat berkaitan erat dengan para kaum mahasiswa atau yang pernah menjadi mahasiswa. Selain itu, Secara fisik, buku Kami (Bukan) Sarjana Kertas menggunakan sampul berupa softcover dan bahan kertas khusus buku sehingga terasa ringan walaupun dengan halaman yang cukup tebal.

Di sisi lain, buku ini memiliki kelemahan walaupun tak sebanding dengan kelebihannya. Kami (Bukan) Sarjana Kertas belum menyajikan cerita yang konkrit dan jelas. Ada beberapa bagian cerita yang sepertinya tak ada titik temunya dan dilupakan begitu saja tanpa keberlanjutan yang jelas. Eksplor para tokoh pun dinilai belum seimbang. Selain itu, ada beberapa permasalahan atau konflik yang dapat dengan mudah menemukan jalan keluar, proses menuju penyelaesaian cerita menjadi lebih mudah ditebak. Meskipun begitu, buku ini layak menjadi pilihan.

Informasi dalam buku ini disajikan dengan cakap. Penulis menuliskan cerita dengan gaya bahasa yang santai dan ringan tanpa penggambaran dan kiasan yang rumit. selain itu, cara penyampaian ini terbukti dapat menjadi hiburan yang di sisi lain dapat memberikan wawasan atau pandangan baru mengenai makna kehidupan, khususnya di perkuliahan, mahasiswa dan menjadi sarjana.

Buku ini sangat direkomendasikan bagi para remaja khususnya mahasiswa atau yang baru akan menjadi mahasiswa. Penulis buku ingin menyampaikan sebuah pesan lewat cerita ini, yaitu jangan mudah menyerah dalam menggampai mimpi. Berdasarkan itu, ada salah satu kutipan pada Kami (Bukan) Sarjana Kertas yang mengajak kita mengejar mimpi:

“jadilah anjing yang setia, anjing yang menyalak untuk impian! Untuk impian teman-teman kalian! Membantu orang menghidupkan mimpinya, akan membantu kita sendiri pula kelak. Seperti anjing, ada saat untuk menyalak, ada saat untuk jinak. Ingat! Setia pada impian!.”


0 comments:

Post a Comment