Sebentar Lagi Bulan Puasa, Silakan Dibaca

Awalnya Aku dan Berisha memutuskan untuk pergi menonton film kesukaan kami malam ini. akan tetapi seperti yang sudah-sudah sebelumnya,  rencana ini terpaksa gagal.  Aku sedang ibadah saat hp di saku celanaku bergetar berkali-kali. Selesai berdoa aku langsung memeriksa hpku. Sungguh, Tuhan maafkan aku. Seperti biasa setiap omong kosong kami tidak berjalan, kami akan mengumpati rencana itu sendiri seolah eksistensi rencana adalah kesalahan.

Maka Berisha mengirimiku pesan lewat aplikasi WA

"Ngapain sih nonton film maghrib-maghrib coba mending liat senja"

Tempat tinggal Berisha memang jauh dari kampus. Mungkin karena ubun-ubunnya sering terkena angin, neuron-neuron yang Ia miliki gagal snapsis. Sedih

"Iya ih, siapa sih yang bikin jadwal jam segini. Ga pernah solat maghrib pasti" aku terprovokasi. Astaghfirullah

Setelah kami selesai dengan sumpah serapah bab jadwal pemutaran film. Biasanya hati kami kembali senang. Maka aku mulai lagi aktivitasku hari ini. Sebuah grup tentang rencana "revolusi". kok B aja. Grup lain dengan tugas-tugas kuliah, sampai sebuah grup berisi teman-temanku yang ingin segera manikah memenuhi layar hpku. Meski berat, akhirnya kubuka satu per satu. Aku pun tersadar akan tanggung-jawabku. Ku kerjakan semuanya dengan hati yang lapang.

Sampai Yovan, seorang temanku yang suka makan Indomie goreng mengirimiku pesan 
"Satu tambah dua sama dengan tiga. Aku bikin makaorni skutel, mau kaga"

Apakah wabah pantun sedang merebak di kalangan pemuda miskin kota. Sepertinya menyampaikan pesan dengan seserhana mulai ketinggalan zaman. Tak mau ketinggalan aku juga membalasnya dengan pantun terbaikku.

" Satu-dua Marina pergi ke pasar. Pandai-pandailah dalam memilah. Ya maulah."

Di Karimun Jawa ada tambang PLTU
Di Kalimantan juga ada
Ternyata PLTU di Bali Juga ada
Ngapain juga aku aku
Ikutan bikin pantun kaya dia
Yaudah aku jawab biasa aja

Beli kaktus sama ikan cupang di Maulidya. Cepetan woi mumpung masih jam buka puasa" Aku khilaf.

"Ke Abah Somad membeli penghapus. Ia sabar ini mau otw kampus"

"Pak Somat jualan tomat. Ga jadi lah lama amat"

"merah-merah delima pinokio. Bentar lagi sampe keo"

" yang beli harus hormat. Hala prat"
" putih-putih melati. Hili"

"kesana-kemari mencari alamat. Cepetan lama amat"

*setelah berlangsungnya revolusi industri 4.05

" makan sirsak pake bread. Bngstt ga diread."

Kayu jati kayu kusen
Parah malah ke kirim ke dosen.

0 comments:

Post a Comment