Penyesalan Ini



Pagi itu agak mendung, gelap memang, tapi tak kekurangan cahaya. Doni berdiri mondar mandir, tertunduk agak lesu. Peluh mengalir cukup deras dari dahinya. Air mata seakan tidak bisa ia bendung lagi. Wajahnya pucat, merah muram. Marah, sedih, sesal, semua beradu dalam hatinya.

"Benar kata orang, penyesalan memang selalu datang di akhir," kata Doni sambil tertunduk.

Tidak pernah ia sangka, sahabat baiknya, Jono, tega mengkhianatinya. Padahal seingatnya, tidak pernah sekalipun sepanjang waktu mereka kenal, ia menyakiti sahabat yang sudah ia anggap seperti saudara itu.

Jono adalah anak Kampung Merudu, berbeda Kota dari tempat asal Doni, Kampung Kepadi, namun masih satu Provinsi. Jono adalah pribadi yang ramah dan polos. Doni sangat ingat betul, bagaimana mereka bertemu. Mereka berdua sama-sama pemalu dan sulit berbaur. Dua pemuda kampung yang merantau menadah ilmu di Universitas. Keduanya memang berasal dari daerah yang berbeda, namun kesamaan minat dalam dunia seni rupa, serta latar belakang ekonomi, seakan membuat mereka berdua akrab seperti saudara.

Selain kesamaan minat agaknya mereka juga memiliki kesamaan ketertarikan dengan Merida, gadis cantik teman sekelas mereka. Aduhai, siapa pemuda yang tidak terpana melihat gadis asal Kalimantan ini, wajahnya yang simetris dan bulat seperti buah kelapa, kulitnya yang coklat eksotis memancarkan kharisma manis tersendiri, senyumnya yang tipis seakan membuat semua pemuda yang melihatnya terjerat untuk langsung membalas senyum itu. Ya, mereka berdua memang menyukai gadis ini.

Jono dan Doni tinggal dalam satu kamar kos yang sama, kamar kos yang cukup luas, dengan kamar mandi dalam dan fasilitas yang lengkap. Alasan mereka berdua menetap bersama dalam satu atap kamar kos yang sama, ya apalagi kalau bukan alasan ekonomi. Mereka beranggapan, akan lebih mudah untuk membayar biaya kos, apabila tinggal bersama.

Menyesal Doni sekarang, jika saja tahu akan seperti ini, ia harusnya lebih cepat. Hal buruk itu tidak akan pernah terjadi kepadanya, dengan begitu, Jono juga tidak akan mendahuluinya. Yang hanya bisa ia lakukan sekarang hanyalah menunggu.

"Cepat Jon, cepat udah diujung ini. Aduuh, aduuh," teriak Doni sembari menggedor-gedor pintu kamar mandi.

"Bentar, nanggung ini, masih banyak setoran yang  harus dikeluarkan," balas Jono dari dalam kamar mandi.

1 comment:

  1. Aku kira mereka akan memekerjakan Merida sebagai pembantu...

    ReplyDelete