Pantang Menyerah dan Terus Berusaha adalah Kuncinya



Kelak engkau tidaklah dilihat berdasarkan fisikmu saja, tetapi kualitas yang ada didalamnya. Prinsip itulah yang dipegang erat oleh seorang anak kelahiran Bontang, kota kecil yang berada disudut Provinsi Kalimantan Timur, dia ialah Febriansyah Kulau atau biasa dipanggil dengan sebutan iyan. Prinsip tadi ditanamkan oleh seorang guru seni budaya di SMA ia berasal, dan prinsip tersebutlah yang dapat mengantarkan iyan untuk selalu meningkatkan kualitas dirinya. Satu cuplikan hidup dalam masa SMA iyan yang cukup membuat dirinya banyak belajar yaitu proses dimana dia akhirnya dapat mewakili Provinsi asalnya dalam Lomba Debat Nasional yang diadakan Oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mulanya,iyan sama dengan kebanyakan anak SMA lainnya. Hingga pada suatu saat seorang guru Bahasa Indonesianya melihat bakat beretorika didalam dirinya. Guru tersebut bernama bapak Heru Sudrajat, guru tersebutlah yang mengenalkan dunia debat kepada iyan. Awalnya SMA dimana iyan bersekolah ditunjuk sebagai perwakilan kotanya untuk mengikuti seleksi debat tingkat provinsi. Karena hal tersebut, iyan harus berlatih keras karena ia bukan lagi membawa nama sekolah, tetapi juga kota asalnya. Proses latihan yang dilalui selama 1 bulan ternyata belum membuahkan hasil maksimal. Iyan berhasil duduk diperingkat ketiga ditahun pertama ia berkompetisi, walaupun belum juara, tetapi untuk anak kelas satu SMA itu merupakan langkah awal yang baik.

Kegagalan tersebut tidaklah membuatnya menyerah, karena hal tersebut ia lebih mengetahui medan yang akan ia hadapi tahun depan. Oleh karenanya ia mempersiapkan team yang lebih baik dari sebelumnya untuk menargetkan kemenangan pada tahun selanjutnya. Salah satu hal yang dipelajari adalah betapa pentingnya memperluas wawasan dengan membaca berita karena topik topik debat yang diangkat bersifat impromptu atau dadakan, sehingga wawasan para debater betul betul diuji. Iyan menjadikan membaca berita menjadi kebiasaan yang terbawa sampai sekarang. Satu tahun setelahnya kembali diadakan seleksi tingkat proponsi dan kembali SMA tempat iyan bersekolah waktu itu ditunjuk sebagai perwakilan Kota Bontang. Berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana iyan adalah pendatang baru, tahun ini dia datang penuh dengan amunisi perang dan team yang lebih solid lagi.

Pada saat itu tahun 2015, Kota Samarinda merupakan tuan rumah penyelenggara seleksi tersebut. Persaingan ditingkat provinsi bukanlah hal yang mudah, karena setiap kota/kabupaten juga mengirimkan delegasi delegasi terbaiknya. Iyan tidak mengganggap seleksi kali ini enteng, karena terdapat pula para veteran veteran kompetesi tersebut yang ikut kembali kali ini. Bukannya ciut, malah Iyan semakin ingin membuktikan bahwa diri dan teamnya yang kali ini layak untuk mewakili Kalimantan Timur di tingkat Nasional. Karena belajar dari pengalaman dan persiapan yang tidak singkat, Iyan dapat keluar sebagai team yang mewakili Kalimantan Timur dan keluar sebagai Pembicara Terbaik dalam kompetisi debat kali ini.

Keluarnya iyan bersama teamnya sebagai juara dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas diri. Sehingga ia menggunakan kesempatan ini untuk semakin mempush dirinya ketahap paling maksimal agar dapat menghasilkan hasil yang maksimal pula. Kerja keras tersebut membuahkan hasil, dimana Provinsi Kalimantan Timur masuk sebagai Top 8 dari 34 Provinsi yang ikut dalam kompetisi tersebut. Prestasi lain yang patut dibanggakan adalah iyan keluar sebagai Top 11 Pembicara terbaik dari 102 delegasi yang ikut dalam Lomba Debat Bahasa Indonesia tingkat Nasional tersebut.

0 comments:

Post a Comment