Iblis Akan Terus Berulah


Resensi Film
“Iblis Akan Terus Berulah”
Judul film : Perjanjian dengan Iblis
Produser : Manoj Punjabi
Sutradara : Ardy Octaviand


Penulis Naskah : Ardy Octaviand, Husein M Atmodjo
Pemeran : Shandy Aulia, Artika Sari Devi, Aghi Narottama, Basmalah Gralind
Genre : Horor
Studio : MD Pictures

Film “Perjanjian dengan Iblis” mengisahkan tentang kisah liburan sebuah keluarga ke suatu pulau yang masih jarang didatangi para wisatawan. Keluarga kecil terdiri dari Annisa diperankan oleh Shandy Aulia, Bara diperankan oleh Aghi Narottama dan Lara diperankan oleh Basmalah Gralind. Annisa sebenarnya menikah dengan Bara, duda dengan seorang anak perempuan bernama Lara. Bara ingin agar hubungan Annisa dan Lara semakin akrab sehingga dia memutuskan untuk mengajak mereka piknik ke pulau yang masih jarang didatangi wisatawan, pulau Bengalor. Sesampainya di pulau Bengalor tersebut, mereka disambut oleh penjaga vila, yang bernama Rengganis diperankan oleh Artika Sari Devi. Untuk sampai di Villa tersebut, mereka harus berjalan cukup jauh. Sesampainya di villa itu, mereka menemukan beberapa keanehan yang mulai terjadi. Mulai dari adanya gangguan selama di villa hingga sikap warga local yang tidak bersahabat dan terlihat acuh dengan mereka Perjalanan piknik mereka di pulau Bengalor yang seharusnya indah, kemudian berubah menjadi suatu hal yang menyeramkan. Dimana, banyak tersimpan misteri di pulau ini.
Hal yang mengejutkan menimpa Annisa, dimana dia dikejutkan dengan penampakan sesosok anak kecil berwajah menyeramkan. Sedangkan, Lara melihat sosok yang mirip dengan ibu kandungnya yang telah tiada. Namun, Bara tidak mempercayai cerita Annisa maupun Lara dan suasana yang menyenangkan kemudian berubah seketika menjadi seram dan menengangkan. Namun hal ini justru semakin mendekatkan hubungan antara Lara dengan Annisa hingga akhirnya keduanya saling bertekad untuk melindungi satu sama lain. Kelebihan dari film ini adalah menyajikan opening credit yang unik dan cukup memukau para penonton. Hal ini didukung pula dengan musiknya yang sangat selaras sehingga mampu menggambarkan keseraman dalam opening creditnya. Ditambah lagi dengan adanya footage hitam putih yang menampilkan gambar gambar aneh dan credit tittle film yang berwarna merah kontras semua begitu memberikan kesan seram dan horror didalamnya. Latar yang disajikan dalam film ini terbilang cukup uni, walaupun latar tempatnya hanya terbatas di sebuah pulau, namun ada hal unik dengan latar waktunya. Dimana latar waktu yang dipilih dalam film ini bercerita di era 1990 an. Alhasil, tone yang disajikan dalam film tersebut berbeda dengan film film horror lainnya.
Akting para pemeran dalam film ini cukup apik, dimana mereka mampu membawakan karakter penokohannya dengan cukup baik. Dalam film pasti memiliki kelemahan begitu pula dengan film ini, kelemahannya adalah credit opening yang memukau ternyata tidak sebanding dengan isi filmnya. Dimana cerita yang disajikan terkesan kurng matang. Ditambah lagi, tema yang diambil adalah tema yang sering diangkat dalam beberapa film horror lain. Plot ceritanya sangatlah sederhana, walaupun juga menyimpan beberpa sisi misteri didalamnya. Konflik yang dimunculkan dalam film ini, terkesan kurang tajam dan kurang greget. Dimana konflik awal film hanya berkutat pada hubungan Lara dan Annisa yang terlihat tak akur setelah sang ayah pergi dan meninggalkan mereka berdua. Setelah itu baru konflik cerita mulai bergerak, konflik yang terlalu menitikberatkan pada tokoh Lara dan Annisa menyebabkan tempo dalam film ini sangat lambat yang membuat alur ceritanya pun terasa begitu datar. Hampir sepanjang film ini plot ceritanya hanya mengeksplor terror hantu yang terbilang monoton. Meskipun diakhir, terror inilah yang membuat hubungan Lara dan Annisa menjadi lebih dekat.
Saran, film ini sangatlah cocok ditonton bagi para pecinta film horror Indonesia, dimana dari segi teknis baik pengambilan gambar atau latar maupun efek musik yang disajikan sangatlah apik. Walaupun teknis filmnya terbilang sukses namun cerita dalam film ini terkesan monoton dan lambat sebab menitikberatkan konflik hanya pada dua tokoh utama yaitu Lara dan Annisa. Terlepas dari ceritanya yang terbilang monoton dengan tempo yang lambat film ini cukup menyeramkan dan memberikan kejutan didalamnya. Film ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengisi akhir pekan.

Twista Gilang
16419144014

0 comments:

Post a Comment