Tanggal 24 januari 1998, lahirlah seorang anak yang bernama Djohan Rahmadhani, nama tersebut memiliki makna tersendiri bagi, Djohan yang di ambil dari bahasa Melayu yang berarti pemenang, sedangakan Rahmadhani memiliki makna lahir di bulan Suci Ramadhan.
Djohan tumbuh menjadi anak pendiam namun sangat bandel, tak heran jika bapak ibunya sangat perhatian terhadap terhadap anak itu, karena dulu Djohan adalah anak yang rentan terkena penyakit waktu masih berumur 4 bulan kadang membuat bapak dan ibunya kewalahan untuk mengurusi.
TKIT Sinar Melati sebagai saksi bisu pertama kalinya Djohan menginjak bangku pendidikan, di TK Djohan tumbuh menjadi anak yang nakal suka menggangu teman nya, bermain di sungai, bahkan pulang kerumah, ya mau bagaimana lagi jarak rumah ke TK tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan jalan kaki, jadi bolos di waktu TK itu sudah menjadi hal yang biasa bagi Djohan haha, tetapi disisi lain Djohan adalah orang yang cengeng waktu TK dia sering menangis ketika ditinggal ibunya pulang ketika waktu pertama kali masuk TK dan karena dia juga manja hampir setiap hari Djohan di temani ibunya dari awal pelajaran sampai selelsai ya maklum lah namanya juga anak-anak.
nah, ketika di Sekolah Dasar lah Djohan menemukan cita-cita nya, ya dulu Djohan ingin menjadi seorang masinis, ya karena dulu waktu kecil sering diajak ke stasiun karena jarak dari rumah kakek ke stasiun tidak terlalu jauh jadi setiap sore pasti menyempatkan waktu untuk menonton kereta api lewat. di sekolah dasar pun Djohan memiliki banyak teman yang mungkin bisa dibilang sangat bandel haha.
waktu masuk Sekolah Menengah Pertama, kehidupan di SMP sangat berbanding terbalik dari SD disana Djohan dituntut menjadi orang yang dewasa dan mandiri, nah disinilah Djohan mulai untuk merubah cita-citanya dari seorang masinis menjadi seorang pesepakbola professional, karena maraknya Sekolah Sepakbola menjadi alasan utama untuk Djohan merubah cita-citanya. tepat pada tahun 2013 Djohan mulai mencoba untuk mendaftarkan diri di sebuah akademi sepakbola yaitu Jakatama FC yang berhomebase di Lapangan sepakbola RS Grasia di daerah Pakem, itu awal mula Djohan membangun mimpinya untuk menjadi pemain sepakbola, pertama di pasang menjadi seorang penjaga gawang oleh pelatih tetapi seiring berjalanya waktu Djohan berpindah posisi menjadi winger ya alasan utamanya adalah postur tubuh tidak memadahi untuk menjadi seorang kiper karena Djohan pendek haha.
beberapa bulan kemudian Djohan mulai masuk pada masa Sekolah Menengah Akhir, di SMA banyak memiliki teman-teman yang gemar akan sepakbola, jadi sedikit mudah untuk beradaptasi bersama teman-teman yang baru, di sini lah Djohan mendapat banyak tekanan karena postur badan yang pendek membuat Djohan Sering di olok-olok oleh teman-temanya bahkan guru olahraga nya pun juga ikut mengolok-olok, di masa kelas 3 SMA, Djohan mulai mengurangi aktivitas bermain bolanya karena disaat itu akan mengikuti Ujian nasional dan tuntutan dari orang tua membuat Djohan berhenti sejenak untuk bermain bola.
Setelah lulus SMA, Djohan mulai bermain sepakbola lagi dan mendalami posisi barunya sebagai winger, ketika dia masuk bangku perkuliahan Djohan tetap aktif bermain sepakbola dan sampai sekarang pun masih bermain untuk Communication Football Club, prestasi terakhirnya adalah Djohan berhasil mengantarkan CFC menjadi juara peringkat 3 di FIS CUP.
0 comments:
Post a Comment