Dari Batu Kecil Menjadi Bongkah Harapan




Lahir dari rahim seorang ibu yang berjuang sendirian di tengah krisis moneter 98. kelahirannya membuat sang ayah harus berpisah dan mencari pekerjaan lain pasca PHK besar-besaran kala itu. Beliau bertolak ke Yogyakarta meninggalkan isteri yang kala itu sedang hamil. 2 April 1998, ia lahir dengan balutan tali pusar di lehernya. Sang ibu, yang bernama Fatchiyah Hikmah bertaruh nyawa melahirkannya didunia. Sedang sang ayah, Haribowo Irianto menanti kabar dengan cemas di Yogyakkarta. Ya, Jihan Arrifa Mawaddah nama yang indah disematkan oleh sang ayah dari jarak 256 kilometer yang dihubungkan melalui telefon saat itu. Jihan besar di tangan seorang ibu yang penuh kasih sayang, serta tumbuh dari ribuan nasihat seorang ayah meski tersekat oleh ruang dan waktu.


Annisa Noobaiti Firdaus, adalah saudara perempuan dari Jihan. Jarak mereka terpaut jauh yaitu 5 tahun. Masa kecilnya tak ada yang istimewa, bahkan sangat biasa saja. disaat anak-anak berusia 4 sampai 5 tahun sedang asyik-asyiknya bermain barbie, boneka,dan mainan-mainan modern yang sedang tren dijamannya, maka jihan kecil hanya bisa bermain dengan angannya sendiri. Di tengah himpitan ekonomi, jihan hanya bisa berharap agar dapat bertemu sang ayah.

Selama ini jihan dan kakak perempuannya hidup dari hasil keringat sang ibu yang rela banting tulang dengan berjualan gorengan. Dan Jihan tak pernah malu dengan itu. Menurutnya apa yang dilakukan ibunya adalah hal terhebat yang pernah ada. Saat usianya menginjak 10 tahun, sang ayah memutuskan untuk kembali berkumpul bersama keluarga di Tuban. Ia tak kuasa menahan rindu dan meninggalkan pekerjaannya di yogyakarta. Sang ayah memilih untuk membantu berjualan gorengan.



Pada saat itulah karakter lain dari sosok Jihan dibentuk. Ayahnya adalah seorang pemimpin keluarga yang tegas dan disiplin namun tetap lembut. Beliau juga mantan seorang atlet karate dan kemampuannyapun diturunkan pada anak bungsunya yaitu Jihan Arrifa Mawaddah. Saat menjinjak usia 11 tahun, jihan mulai mengasah kemampuan beladirinya bersama sang ayah. Hingga akhirnya ia pun bergabung dalam salah satu ranting yang bertempat di koramil tuban bersama perguruan Inkanas.

Jihan tentu saja tak hanya berlatih di dojo tempatnya di gembleng, namun juga berlatih di rumah bersama sang ayah. Ayahnya mendidik dengan tegas dan sedikit keras hingga membentuk mental anak-anaknya menjadi sosok wanita yang tegas pula. Latihan keras yang ditempuh oleh jihan tak sia-sia dan membuahkan hasil. 2008 adalah awal ia mulai bertanding di luar kota. Di awal pertandingannya ia memperoleh juara 3 pada piala Diknas Provinsi Jawa Timur dalam kelas Kumite -45 putri (PI). dari sanalah awal karir Jihan sebagai seorang atlet di mulai.  

Di Tuban ia mulai dikenal sebagai atlet karate yang sering mewakili kabupaten Tuban maupun Jawa Timur. Dari pertandingan tingkat kabupaten hingga nasional ia tak pernah ketinggalan untuk menyabet gelar juara.


Berkat kerja kerasnya sebagai atlet kala itu, ia dapat bersekolah dengan beasiswa prestasi mulai dari SMP hingga SMA. Ia meringankan beban orang tuanya dengan kerja keras serta tetes peluh kebanggaan. Berkat prestasinya tersebut, Jihan dapat dengan mudah masuk SMA favorit yang di inginkannya, serta mendapat uang saku tiap bulannya.

Kini Jihan Arrifa Mawaddah, telah beranjak menjadi wanita dewasa. Umurnya menginjak 21 tahun dan ia saat ini menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Ilmu Komunikasi. Ia dapat masuk perguruan tinggi negeri pun juga berkat piagam-piagam penghargaan yang selama ini ia raih. Di perkuliahan ia juga mendapat beasiswa bidik misi. Namun, saat ini ia tak lagi melanjutkan karirnya sebagai atlet karate karena ia ingin fokus kuliah dan lulus dengan tepat waktu.



Usaha sang ayah menjadikan putri-putrinya seorang wanita yang mandiri dan tangguh rupanya tak sia-sia. serta ibunya yang menjadikan anak-anaknya seorang wanita yang rendah hati dan tak kenal malu akan segala kekurangan yang ia punya.

Jihan selalu mengingat pesan ayahnya bahwa “jika suatu saat nanti tak ada lagi seorangpun yang menghargai usahamu, maka kamulah satu-satunya orang yang bisa menghargai dirimu sendiri”

Sekian sekilas biografi tentang Jihan Arrifa mantan atlet Karate dari Tuban Jawa Timur. Tunggu biografi-biografi lainnya dari kelas kreatif yah! See yaaaa……




Penulis : Jihan Arrifa

0 comments:

Post a Comment