Menemukan emas diantara tumpukan emas!

Dari sebuah sudut kecil di Jogja hadir festival kecil yang dinamai Patjar Merah "Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku". Ya, harusnya sudah jelas apa yang bisa kita ekspektasikan dari keberadaan festival ini. Jujur ini adalah pengalaman pertama saya (orang yang rada kuper ini) datang ke acara sejenis ini.  Ketika saya mendapati harus menulis review yang sedang kalian baca sekarang ini saya langsung cek jadwal kapan sebaiknya datang ke Patjar Merah. Melalui akun instagram Patjar Merah akhirnya saya mengetahui bahwa mereka bukan hanya menawarkan buku-buku dengan harga terjangkau tapi juga ada semacam talkshow. Jujur ini membuat saya semakin tertarik untuk datang dan melihat sendiri seperti apa rupa dari festival ini.

Talkshow yang mereka namai "Obrolan Patjar" ini dari hari pertama hingga terakhir selalu diisi dengan para pembicara yang berwawasan dan juga menginspirasi. Setelah memastikan jadwal saya memutuskan untuk datang ke Patjar Merah pada hari Sabtu malam tanggal 9 Maret 2019, tepat satu hari sebelum hari terakhir festival ini. Tiba disana ternyata saya sudah terlambat 30 menit untuk menyaksikan Obrolan Patjar yang saat itu diisi oleh Mbak Ria dari Papermoon Puppet Theatre dan juga si cilik Naura Quinta si pendongeng cilik. Ya, saya yang merasa tidak terlalu bisa menikmati jalannya talkshow karena terlalu banyak orang yang berlalulalang dan berisik juga tentunya akhirnya memilih untuk berkeliling saja dan melihat-lihat koleksi yang mereka miliki.

Awalnya saya memang tidak berniat untuk menambah koleksi buku saya mengingat sebenarnya ada beberapa buku yang saya beli beberapa bulan lalu namun belum selesai terbaca. Eits, tiba-tiba di tengah banyaknya buku-buku ini saya melihat sebuah buku berjudul "Step by Step to Stand up Comedy" yang ditulis oleh Greg Dean dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Ernest Prakasa. Ini adalah emas! Sudah sulit menemukan toko buku yang masih menyimpan koleksi buku ini. Saya tanpa pikir panjang saat itu langsung memasukkannya dalam bucket list buku yang wajib dibeli. Saya memang bukanlah seorang komika tapi saya cukup dekat dengan mereka para komika ini. Saya mengagumi bagaimana mereka bisa membawakan lelucon yang membuat tawa penonton "pecah". Saya yakin buku ini dapat membongkar resep yang mereka gunakan dalam melakukan itu semua. 

Selepas mendapatkan buku menarik itu saya hanya berkeliling melihat-lihat koleksi buku di festival kecil ini yang sejujurnya tidak banyak yang menarik perhatian saya. Terlepas dari itu semua menurut saya yang menjadi "nyawa" dari festival ini sendiri adalah adanya konten Obrolan Patjar. Tanpa Obrolan Patjar mungkin festival buku ini hanya sekedar festival buku biasa. Seperti namanya, Patjar Merah "Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku" memang ditujukan bukan hanya sebagai pasar buku tapi juga tempat bagi orang-orang hebat berbagi cerita dan meliterasi masyarakat umum.

1 comment: