Menciptakan Sebuah Karya Dengan Hati di Patjar Merah



Menciptakan sebuah karya tak terasa sulit jika melakukannya dengan perasaan senang hati, begitu kata seorang penulis yang bernama Syahid Muhammad. Bertepatan pada hari Senin tanggal 4 Maret 2019 Saya bersama dua orang teman Saya yang bernama Kelik dan Syafrie mengunjungi salah satu event besar yang ada di kota Yogyakarta, yaitu Patjar Merah. Patjar Merah ini merupakan salah satu event bazar buku yang terkenal dengan murah dan terlengkap koleksi buku-bukunya, pada saat Saya dan bersama dua teman Saya memasuki pintu masuk Patjar Merah Saya dan teman Saya disambut dengan sangat ramah oleh mas-mas dan mbak-mbak yang berjaga, lalu Saya pun membalas dengan senyuman. Rak buku pertama yang Saya lewati yang terletak tepat di sebelah kanan Saya sangat ramai dikerubungi oleh banyak orang mulai dari anak muda hingga orang dewasa. Tak hanya itu saja ternyata di rak buku kedua dan ketiga yang hanya berjarak 5 langkah dari rak buku pertama juga ramai diserbu oleh para pengunjung di acara Patjar Merah ini, Saya sempat penasaran mengapa hal tersebut bisa terjadi, lalu Saya pun mencoba menghampiri rak buku-buku tersebut dan Saya pun terkejut karena harga yang ditawarkan dapat dikatakan murah sekali mulai dari Rp.5000,00 rupiah hingga puluhan ribu rupiah dan buku-bukunya pun menarik-menarik.
Lalu dari situ Saya beranjak menuju panggung yang sedang berlangsung workshop yang diisi oleh para penulis-penulis terkenal seperti Genta Keswara, Syahid Muhammad dan Bernard Batubara. Sebenarnya memang niat Saya bersama dua orang teman Saya datang ke acara Patjar Merah adalah untuk menimba ilmu dari workshop yang diisi oleh para penulis tersebut. Kebetulan pada kesempatan itu Saya duduk di belakang yang jaraknya lumayan jauh dari panggung karena tempat duduk di depan sudah penuh, mungkin karena Saya dan teman Saya datang terlambat. Namun itu bukanlah suatu kendala, pada saat Saya duduk disitu Syahid Muhammad sedang berbicara mengenai karya, kata Syahid Muhammad karya merupakan sesuatu yang dapat kita ciptakan dengan mudah ketika kita melakukannya dengan senang hati. Tak ada satupun karya yang sulit untuk diciptakan selagi kita sendiri membuatnya dengan sungguh-sungguh dari hati, karena karya tercipta bukan untuk menyenangkan orang lain namun menyenangkan diri kita sendiri. Syahid Muhammad mengtakan bahwa dirinya bukan seseorang yang berlatar belakang dari sastra namun Ia berlatar belakang dari psikologi, Ia sempat mengatakan juga bahwa seseorang penulis perlu untuk bisa memfilter apapun yang ada di sosial media, karena kebanyakan saat ini banyak penulis diluar sana yang tidak dapat memfilter di sosial media. Lalu Ia sempat menyinggung tentang seorang konten creator yang membuat konten semaunya yang berdampak negative pada khalayak namun malah terkenal, itu yang dimaksud bahwa seorang konten creator khususnya penulis perlu untuk memfilter segala sesuatu nya di media sosial. Syahid Muhammad memang bisa dikatakan adalah salah satu penulis yang sangat bertanggung jawab karena Ia memikirkan penuh tentang dampak karya yang telah Ia ciptakan bagi para calon pembacanya dan Ia menaruh spirit yang membuat para pembaca nya juga ikut terpacu untuk selalu melakukan hal yang positif dan menciptakan sebuah karya yang berasal dari hati.
Lalu setelah Syahid Muhammad selesai menyampaikan materinya dilanjut dengan Genta Keswara yang sangat memanfaatkanmedia sosial untuk menjadi sebuah platform menulis, Genta mengatakan bahwa membentuk karakter di media sosial itu perlu karena ketika kita tidak memiliki karakter di media sosial maka susah untuk dikenali oleh banyak orang. Kita harus menjadi beda harus menadi the only one, karena dengan demikian kita bisa membawa sesuatu yang fresh yang dapat dihapal oleh banyak orang. Genta mengatakan juga bha=wa media sosial adalah makanan sehari-harinya karena de gan media sosial Ia merasa hidup, dengan media sosial Ia merasa senang Karena dapat merealisasikan sesuatu yang ada dalam isi hatinya, mulai dari kiah hidupnya, kisah hidup rekan-rekannya hingga kisah tentang asmara yang pernah dialaminya. Genta menurut Saya adalah seorang penulis yang bisa dicontoh leh banyak penulis-penulis baru yang lahir di era serba digital ini karena Ia dapat memanfaatkan media sosia dengan sebaik  mungkin tidak malah untuk menyebarkan ujaran kebencian namun memanfaatkan meida sosial untuk berkarya dengan hati.
Tak kalah menariknya dengan Bernard Batubara yang berhasil menembus berbagai macam platform mulai dari era belum digital hingga era digital pada saat ini, Ia mengatakan bahwa Ia dapat menembus banyak platform karena Ia hanyan ingin menulis saja. Menurutnya platform hanyalah sebuah bentuk, menulis sangat asik karena cerita tuturnya. Ia juga memberikan tips bagi para penulis baru agar untuk tetap konsisten dalam menulis karena dengan konsisten maka dengan seiring berjalannya waktu kualitas dalam menulis akan terus meningkat, lalu berkarya lah dengan hati seperti kata Syahid Muhammad juga. Dan yang terakhir yang menurut Saya menarik adalah ketika Bernard mengatakan bahwa cerita membuat orang menjadi berfikir, memberikan sugesti. Itu bagaikan kode yang sangat dalam dari hati seorang Bernard guna memberikan spirit untuk selalu menciptakan karya dari hati terkhusus untuk para penulis baru yang ingin karya nya dikenal oleh banyak orang dan diapresiasi.
Dari acara talkshow tersebut Saya mendapatkan banyak sekali ilmu yang bermanfaat dari para penulis terkenal tersebut dan menggugah Saya untuk selalu terus berkarya walaupun bukan dalam bentuk karya tulis, karena Saya yakin dengan sesuatu hal yang dikatakan oleh Bernard maupun Syahid bahwa konsisten dan menciptakan sebuah karya dari hati adalah kunci kesuksesan dari seorang seniman. Mungkin itu saja yang dapat Saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga dapat bermanfaat dan dapat menginspirasi untuk bisa menciptakan sebuah karya yang berkualitas.

0 comments:

Post a Comment