Bukan Pembunuhan Brutal Berdarah yang Menyakitkan




Judul                : The Hole
Penulis             : Pyun Hye Young
Penerjemah      : Dwita Rizki
Penerbit           : Penerbit BACA
Kota Terbit      : Tangerang Selatan
Tahun Terbit    : Juli 2018
Tebal buku       : 240 Halaman
ISBN                : 978-602-6486-21-9
Harga Buku      : Rp 63.000

Tidak ada darah. Tidak ada senjata tajam. Tidak ada juga darah yang bercucuran. Bukan pembunuhan brutal yang diterima Oh Gi. Seorang pasien korban kecelakaan yang kini hanya bisa hidup di atas ranjang.

Bukan ketegangan seperti pada umumnya yang diinginkan oleh Pyun Hye Young. Tidak ada adegan action dalam novel ini hingga membawa pembaca menggebu-gebu ketika membaca. Karena tokoh utamanya lumpuh, hanya bisa menggerakkan tangan kirinya saja. bukan juga ketegangan yang muncul akibat sosok yang muncul perlahan secara diam diam. Apalagi adegan berdarah-darah yang membuat Oh Gi lumpuh.

Novel karya Pyun Hye Young merupakan nomine Shirley Jackson Award pada tahun 2017. The Hole juga masuk dalam kategori 10 novel thriller terbaik tahun 2017 versi majalah Time. Tidak heran, karena setelah membaca novel ini ketegangan yang muncul bukan dari adegan yang menggebu-gebu. Pyun Hye Young mengelola emosi dan ketegangan pembaca dengan sangat lambat.

Ketegangan dibangun secara perlahan. Melalui pengenalan tokoh, pembaca dijalin kedekatan dengan tokoh. Seakan pembaca diminta simpatinya terhadap Oh Gi, tokoh utama novel ini. Adegan menegangkan justru tidak muncul diawal hingga tengah. Nuansa thriller dibangun ketiga Oh Gi mulai curiga dengan mertua yang merawatnya. Bahkan karakter mertuanya tidak digambarkan sebagai seorang yang brutal atau dendam.

Mertua Oh Gi dijelaskan dengan gamblang jika dia merupakan orang yang elegan. Tidak banyak berbicara dan cenderung bertindak dengan cerdas. Oh Gi juga tidak dekat dengan mertuanya. Dari sinilah pembaca dapat mulai kecurigaan terhadap pelaku adegan yang menegangkan.

Menjelang adegan yang menegangkan, pembaca akan dialihkan secara mulus kedalam peristiwa masa lalu. Kehidupan Oh Gi sebelumnya memang biasa saja. meskipun seorang yang berasal dari keluarga yang tidak utuh, Oh Gi tidak memiliki trauma khusus yang menyebabkan hidupnya anti sosial atau semacamnya. Bahkan diujung kehidupan ayahnya, Oh Gi menyesali dirinya tidak menyadari akan sakit yang diterita ayahnya. Padahal ayahnya sangat tidak peduli dengan dirinya dimasa lalu.

Memasuki bagaian akhir novel ini, gelagat mertua Oh Gi mulai aneh. Mendengar dari dalam kamar, sepertinya ibu mertua Oh Gi sedang mengerjakan sesuatu di taman. Orang=orang yang datang menengok Oh Gi berkata bahwa ibu mertuanya sedang membuat kolam. Kemudian hidup Oh Gi terancam ketika ibu mertuanya sering mengurus taman.

Entah ini sebuah strategi atau inilah yang mebawa novel ini menjadi yang terbaik. Akhir dari novel ini memang menegangkan. Jantung novel ini ada di akhir bagian. Namun, tidak ada kejelasan di akhir novel mengenai nasib Oh Gi.



0 comments:

Post a Comment