Jalan jalan ke pulau terpencil memang sudah keinginan Nita
sejak lama. Apalagi melihat matahari terbitnya. Brosur, liflet, hingga majalah
tentang pulau terpencil dengan suguhan
matahari terbit terbaik ada ditumpukan mejanya. Tak disangka malam ini impian Nita terwujud juga.
Diselimuti langit hitam tanpa bintang, Nita bisa merasakan jika ini adalah pulau miliknya. Suara
angin pesisir pantai pulau terpencil memenuhi ruas ruas tubuh Nita. Ombak
bergulung mendekati dirinya.
”Kena tapi kok tidak basah ya?”
“Ah tapi ya sudahlah, yang penting pulau terpencil”.
Nita kembali menikmati suasana pulau yang tenang. Dia
berharap bisa melihat kemegahan matahari yang muncul dari ujung laut yang
ditatapnya. Perlahan dia bisa melihat semburat matahari dari ujung laut. Indah
dan megah.
“Nita...” suara cempreng tiba tiba memanggil.
“ini kan pulau terpencil, cuma ada aku disini” pikir Nita.
“Nita bangun! Jam berapa ini?” ibunya dengan semangat membuka tirai agar
sinar matahari masuk ke dalam kamar Nita.
“Ya ampun Mah, silau bat dah”.
by: Ainun Rahma Asmoroweni
16419144022
0 comments:
Post a Comment