Matanya liar melihat ke seluruh penjuru arah mata angin. Paru-parunya
sibuk mengatur nafas. Jantungnya ikut berdegup. Duduklah ia di bangku kayu panjang
tak jauh dari tempat ia berdiri.
Di keluarkanlah air minum dalam tas, kemudian ia teguk. Tak lupa
ia keluarkan gawai miliknya. Sesaat setelah mengeluarkan gawai dalam tas, jari
jemarinya sibuk mengetuk keyboard. Ia
kemudian menatap kedepan bengong.
Si gawai mendadak mengagetkan dia dengan suara yang terus
menerus terulang. Di lihatnya lagi benda mati tersebut.
“Kau tak mungkin datang kan?” bunyi pesan pertama.
“Jangan bilang kau datang. HAHAH,” bunyi pesan kedua.
Kedua kalinya ia menatap kedepan, melamun. Memikirkan apa
yang sudah terjadi pagi hari ini. Sebelum ia tiba di tempat ini.
“Sudahlah kau pulang saja,” bunyi pesan ketiga.
Ia pun memutuskan pulang.
0 comments:
Post a Comment