Self-Publisher, Dukungan Besar Untuk Dunia Literatur


Self-Publisher, Dukungan Besar Untuk Dunia Literatur



Di era serba digital, menulis buku adalah sebuah prestasi yang besar. Seolah berhasilnya seseorang untuk menerbitkan sebuah buku adalah sebagai bentuk prestasi dan keberhasilan dalam menyokong dunia literatur. Ditambah faktor menurunnya minat baca masyarakat Indonesia untuk membaca buku membuat para penulis buku merasa kesulitan dalam menerbitkan sebuah buku yang bahkan, apalagi jika dijadikan sebuah profesi.

Senin, (4/2) tepatnya di Festival Buku Patjar Merah, Gedong Kuning, Yogyakarta hadirlah beberapa pemilik penerbitan buku Indie atau dikenal dengan istilah self-publisher. Beberapa pemilik penerbitan buku Indie tersebut diantaranya adalah Irwan Bajang dari Indie Book Corner, Cep Subhan dari Penerbit Circa, Reza Nufa dari Penerbit Basa-Basi, dan Mawaidi dari Penerbit Cantrik. Dalam obrolan yang dimulai dari jam 19.00 tersebut keempat pemilik penerbit Indie tersebut membahasa seputar kondisi dunia literatur dan arah penulis di era milenial dalam tema “Melihat Industri Buku Indie dari Dekat Sekali”.

Dalam obrolan tersebut diutarakan bahwa para penulis era milenia cinderung mengarahkan tulisan mereka kearah daring dibandingkan luring yang membuat mereka kesulitan menerbitkan bukunya. Para penulis muda dan pemula rata-rata lebih menyukai menulis di media sosial atau laman-laman penulisan daring yang membuat mereka lebih bisa membuat tulisan mereka untuk dipresiasi. Sulitnya persaingan dalam menerbitkan buku di penerbitan mayor (luring) yang sangat selektif dan terkadang cinderung mengikuti pasar menjadi salah satu faktor memilih menulis di dunia daring.

Yogyakarta sebagai kota pelajar, telah banyak muncul penerbitan Indie. Indi Book Corner, Basa-Basi, Circa, dan Cantrik adalah sebagian kecil dari banyaknya penerbit Indie lain di Yogyakarta. Berdirinya penerbitan Indie ini tak lain adalah berawal dari kepedulian terhadap dunia literatur di Indonesia yang semakin menurun dan minimnya wadah penulis pemula dan para penulis di luar pasar untuk menampung karya-karya yang sulit menembus pasar penerbit Mayor.

Penerbit Indie menjadi idola karena mengarahkan pasarnya kearah daring melalui media-media sosial dan tidak bergantung pada toko-toko buku besar. Penerbit Indie justru membaca peluang ditengah terus berkembangnya dunia digital di Indonesia. Kini, penerbit Indie adalah sebuah ide cerdas yang menjadi solusi para penulis untuk bebas berkarya dan diapresiasi dengan membuka jalur sendiri dalam pemasaranya.  (Eka Putriyana W/16419141010)


0 comments:

Post a Comment