Lara dan Sakti merupakan sepasang kekasih yang dikenal
dengan julukan relationship goals di kalangan milenial. Hubungan mereka selalu
terlihat bahagia, dan pada suatu hari mereka sedang sibuk masing-masing dan
ingin bertemu disebuah Caffe, tempat mereka biasa bertemu.
Lara : (Mengirim pesan singkat ke Sakti), “Sayang lagi apa?,
Udah makan belum?, Kamu masih sibuk ya? Dah seminggu loh kita ga ketemu, kamu
ga kangen?
Sakti : (Membalas pesan Lara), “Kangen.. yaudah hari ini
kita ketemu di tempat biasa ya. Aku jemput sekarang”
Setelah beberapa menit, Sakti tiba menjemput Lara dan
menunggunya.
Sakti : (Dengan Wajah Kesal), “Lama banget sih. Udah tau
jeda Cuma bentar!”
Lara : (Menjawab dengan nada lembut), “Maaf sayang, tadi aku
habis beres-beres dulu. Maaf yaaa..”
Kemudian mereka menuju ke Caffe tempat mereka biasa
bercengkrama.
Pertemuan itu tidak berjalan lancar, karena Lara mendapati
kenyataan pahit dengan sebuah pesan singkat yang dikirimkan oleh wanita lain di
handphone Sakti. Sontak saja Sakti langsung marah dan terjadi pertengkaran
antara mereka. Sakti berusaha membela diri dan tidak mau mengakui kesalahan
sehingga mencari kesalahan lain dari Lara dan pergi meninggalkan Lara dari Caffe
itu.
Sakti : (Sambil memegang tangan Lara), “Maafin aku ya, aku
ga pernah ada waktu buat kamu. Minggu ini emang lagi hectic banget kerjaan sama kuliah.”
Lara : (Senyum lembut) “Iya gapapa, aku ngerti kok kamu
sibuk.” (memegang tangan Sakti)
Sakti : “Sebentar aku mau ke toilet dulu ya, kamu pesan dulu
aja menu kaya biasanya” (sambil menaruh handphone).
Lara : “iya nanti aku pesenin”
Kemudian Lara iseng membuka handphone Sakti, dan kaget.
Lara : (dalam hati) “ Ini siapa, kok chatnya pake emot lovelove segala” (wajah sedih dan
kesal).
Datanglah Sakti dari dalam toilet,
Sakti : “Gimana udah pesen?”
Lara : “Andin Siapa?” (tanya sambil menatap lembut mata
Sakti)
Sakti : (Kaget dan Marah) “Kamu buka chat aku? Nggak
ngehargain privasi banget sih!”
Lara : (menangis) “dia siapa? Kamu main belakang? Gak nyangka
aku ternyata kamu sibuk sama wanita lain!” (tangis terisak-isak)
Sakti : (mengelak) “kenapa? ,dia temen aku, jangan
nuduh-nuduh gitu, males aku” (dengan nada keras sambil menggebrak meja dan
pergi)
Lara : “Sakti..., mau kemana?!”
Sakti pergi meninggalkan Lara sendiri di Caffe itu, Lara pun
menangis, hatinya hancur karena mengetahui hal tersebut. Terlihat lah dari
dalam ruangan ada Aras, seorang barista yang telah memperhatikan Lara sejak
lama. Kemudian Aras datang mendekati Lara dengan membawa minuman favorit Lara untuk
menghiburnya.
Aras : (datang menghampiri Lara) “Nih Cappucino Latte dari
Pangeran Aras untuk Putri cantik” (memulai menghibur Lara)
Lara : (mengusap air mata nya) “Saya ngga pesen mas” (masih
menghiraukan Aras)
Aras : “Iya, tau. Ini gratis. Aku buatkan kesukaan kamu.”
(menatap sambil tersenyum)
Lara : (heran) “Kok mas tau?”
Aras : “Lah, tiap hari kalo mbak pesen kan saya yang
bikinin. Dan pasti pesennya ini terus.” (sambil membercandai Lara).
Lara : (mulai tersipu malu) “Makasiiih..Yaa..”
(mempersilahkan Aras untuk duduk bersama).
Aras yang sama sekali tidak pernah diperhatikan oleh Lara tapi
ternyata lebih perhatian dibanding Sakti.
Hari demi hari telah dilalui, Aras dan Lara menghabiskan
wwaktu bersama dan semakin akrab. Namun, ternyata Sakti menyesal dan meminta
untuk Lara untuk kembali bersamanya. Tapi Lara telah banyak berubah, Lara sudah
berubah menjadi sosok perempuan yang kuat karena hadirnya Aras.
Akhirnya, Lara pun
memilih untuk tidak kembali dan lebih memilih bersama Aras yang lebih perhatian
dan pengertian kepada dirinya.
Lara : (Menatap Aras dengan perasaan senang) “Aras...,
makasih ya, aku lebih bahagia sekarang karna ada kamu”
Aras : (Tersenyum kepada Lara) “Iya samasama, akupun bahagia
akhirnya mimpiku tercapai satu” (berbicara dengan nada lembut).
0 comments:
Post a Comment