Judul: The Kudryavka Sequence
Pengarang: Yonezawa Honobu
Penerbit: Haru Media
Tempat Terbit: Surabaya
Tahun Terbit: 2019
Cetakan: Pertama, Januari 2019
Ukuran: 19 cm
Jumlah Halaman: 392 hlm
ISBN: 978-602-52972-2-9
Harga: Rp. 91.000,00
Sampul novel The Kudryavka Sequence, seri ketiga Hyouka |
Festival Budaya SMA Kamiyama akhirnya tiba. Setelah berhasil memecahkan arti Hyouka dan membuat antologinya serta membantu kelas 2-F memecahkan akhir film, Klub Sastra Klasik yang beranggotakan Oreki Hotaro, Fukube Satoshi, Chitanda Eru, dan Ibara Mayaka dapat membuka stan mereka saat Festival Budaya SMA Kamiyama. Tentu saja stan mereka bertempat di Ruang Geologi yang berada di Gedung Khusus Lantai 4.
Masalah yang berkenaan
dengan Hyouka kembali datang. Bukan perkara arti dan isinya seperti cerita di
buku seri pertama, sekarang mereka diharuskan menjual antologi Hyouka yang
salah cetak. Bukan salah cetak akibat kesalahan penulisan tetapi kesalahan
dalam memesan jumlah cetakan. Harusnya antologi Hyouka hanya akan dicetak 30
kali tetapi kenyataannya Hyouka dicetak sebanyak 200. Mayaka yang bertugas
untuk mencetak Hyouka merasa bersalah karena kekeliruannya. Jumlah cetakan
antologi Hyouka tertukar dengan jumlah cetakan poster milik Klub Manga.
Sebetulnya hal ini juga bukan kesalahan Mayaka sepenuhnya. Pihak percetakanlah
yang salah memahami perkataan Mayaka.
Klub Sastra Klasik
diharuskan untuk menjual habis antologi Hyouka. Sebab mereka harus menutupi
biaya yang dikeluarkan untuk produksi Hyouka. Keempat anggota akhirnya berbagi
tugas. Masing-masing harus menemukan cara untuk menjual habis Hyouka. Namun,
walau begitu tetap saja harus ada yang menjaga stan. Memiliki motto terkenal “tidak
akan melakukan sesuatu yang tidak harus dilakukan. Namun, jika hal tersebut
harus dilakukan, kerjakan dengan praktis” atau hemat energi, Oreki Hotaro
mengajukan diri untuk menjaga stan.
Ternyata menjual 200
Hyouka yang diberi harga 200 yen tidaklah mudah. Beruntung saat Festival Budaya
SMA Kamiyama terjadi kasus pencurian. Sang pencuri mencuri barang milik
beberapa Klub yang ada di SMA Kamiyama. Pencurian ini sangat menarik karena
pencuri memang merencanakan aksinya. Pencuri mengaplikasikan urutan Pembunuhan ABC karya Agatha Christie.
Hanya saja memang sedikit dirubah menggunakan urutan abjad Jepang. Klub Sastra
Klasik akhirnya memutuskan untuk memecahkan kasus ini guna batu loncatan
menjual habis Hyouka.
Si pencuri kemungkinan
besar adalah salah satu murid SMA Kamiyama. Artinya dia adalah salah satu dari
seribu orang sebab jumlah murid SMA Kamiyama ada seribu. Satoshi sangat
bersemangat bertugas sebagai detektif untuk menemukan si pencuri yang memiliki
sepuluh huruf dalam namanya. Oreki Hotaro yang bermotokan hemat energi
sebenarnya sangat berbakat dalam memecahkan misteri seperti yang sudah
diceritakan pada seri Hyouka pertama (Hyouka)
dan kedua (Credit Roll of The Fool). Bagaimanapun
juga Hotaro harus turut andil dalam menjual habis Hyouka. Sesuai dugaan, Hotaro
berhasil memecahkan kasus ini, Hyouka pun habis terjual tak bersisa.
Seperti pada seri buku
sebelumnya yaitu Hyouka dan Credit Roll of The Fool, Yonezawa Honobu
kembali mengusung misteri dalam seri ketiga. Namun, tokoh utama pada seri
ketiga ini sangat berbeda dan cukup unik sebab tokoh utama bukanlah tokoh yang
hidup dalam novel. Artinya, Yonezawa Honobu memilih objek mati sebagai tokoh
utama dalam seri ketiga ini. Festival Budaya SMA Kamiyama lah yang menjadi
tokoh utama dalam The Kudryavka Sequence.
Yonezawa Honobu menggunakan sudut pandang keempat anggota Klub Sastra Klasik
untuk menonjolkan si tokoh utama.
The
Kudryavka Sequence merupakan buku ketiga dari seri Hyouka
yang diterbitkan pertama kali pada tanggal 30 Juni 2005 di Jepang. Novel ini baru
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia belum lama ini dan berhasil diterbitkan
di Indonesia pada Januari 2019 lalu. Di Jepang kelima seri telah berhasil
diterbitkan. Hal ini berarti perlu beberapa waktu lagi untuk mendapatkan seri Hyouka ke empat dan ke lima versi bahasa
Indonesia.
Yonezawa Honobu lahir
pada tahun 1978. Dia pernah mendapatkan penghargaan Mystery Writers of Japan Awards dan Shugoro Yamamoto Prize. Mystery Writers of Japan Awards merupakan
penghargaan yang diberikan kepada karya fiksi misteri terbaik. Panitia seleksi
terdiri dari penulis dan kritikus terkemuka. Penghargaan ini dianggap sebagai
penghargaan paling bergengsi di kalangan misteri Jepang. Sedangkan, Shugoro Yamamoto Prize adalah
penghargaan yang didirikan pada tahun 1988 oleh Perusahaan Penerbit Shinchosa
untuk mengenang penulis populer Shugoro Yamamoto (1903-1967).
Yonezawa Honobu dikenal
berkat seri Hyouka atau yang dikenal sebagai seri Klub Sastra Klasik di Jepang.
Bahkan berkat kesuksesan ketiga seri Hyouka dikalangan pembaca novel misteri,
akhirnya novel seri Hyouka ini juga
di adaptasi ke dalam bentuk manga dan tv series. Hyouka versi manga di buat oleh seniman dan illustrator manga, Task
Ohna, yang diterbitkan di majalah Shanon Ace edisi Maret 2012. Sedangkan tv
series Hyouka di produksi oleh Kyoto
Animation dalam bentuk anime. Tak cukup sampai disitu saja, live action Hyouka juga sudah
ditayangkan secara serentak di Jepang pada 2017 lalu.
Novel ini sangat
direkomendasikan bagi para penikmat novel misteri. Terlebih lagi yang sudah
membaca karya-karya Agatha Christie. Sebab dalam setiap serinya dari satu
sampai ketiga, Yonezawa selalu membawa-bawa karya Christie dalam cerita
karyanya. Walau pada seri kedua secara langsung dia berkata pada sesi Kata
Penulis bahwa seri kedua ia tulis sebagai penghormatan “Kasus Cokelat Beracun”
karya Antony Barkeley dan sama sekali tidak ada kaitan dengan Agatha Christie.
Sedangkan pada seri ketiga ini, Yonezawa benar-benar menuliskan “mengotak-atik Pembunuhan ABC karya
Christie”. Sering juga dia membawa
karya besar Sir Arthur Conan Doyle, Sherlock
Holmes, pada cerita karyanya.
Identitas peresensi: Nufasah Umri Hafifah - 16419141044
0 comments:
Post a Comment